Explore

Rabu, 15 Januari 2014

Full Color ! [ Photo ]

Beberapa hari yang lalu saya ceritanya main sama beberapa temen SMA, dan habis hujan, lepas makan selat, nemu pelangi yang kenceng banget :)
Lokasi di Bekonang, Sukoharjo
Foto diambil pake kamera primer Blackberry Z10


Selasa, 14 Januari 2014

Perpanjang SIM di Polresta Surakarta

Saya udah niat malemnya buat bangun pagi biar ga antri banyak saat perpanjang SIM. Berbekal informasi dari temen siaran saya, fotokopi SIM lama dan KTP sudah ditangan, lengkap rangkap 3, meskipun yang kepake cuma 2 aja. 

Saya berangkat dari rumah jam 8 pagi lebih dikit dan langsung berangkat menuju tempat buat KIR dokter. Temen saya bilang kalau memperpanjang SIM harus pake KIR dokter yang menunjukkan kita sehat dan memiliki riwayat kesehatan yang mendukung untuk menaiki kendaraan bermotor. Dokter tempat bikin KIR juga berada di dekat polresta Surakarta, di depan halamannya sudah ada papan bertuliskan KIR SIM. Saya ga tahu apa semua KIR dokter untuk SIM memang harus ke sini atau bisa ke dokter lain/ ke puskesmas. Tapi dari pada ngulang-ngulang atau terjadi apa-apa kalau pakai surat dari dokter lain, akhirnya saya ke dokter ini saja sesuai dengan instruksi yang temen saya berikan.

Buat yang belum tahu, dokter buat KIR SIM ini letaknya di dekat Penimo, Kota Barat. Jadi kalau temen-temen dari arah Manahan ke arah SGM lewat lapangan Kota Barat, gang sebelum Penimo (habis mesjid gede *saya lupa namanya apa) belok kanan aja. Tinggal jalan dikit nanti kanan jalan bakal ada bangunan tempat praktek dokter dan di pagarnya ada papan tulisannya “KIR SIM”.

Waktu saya datang ga begitu rame, hanya ada antrian 2 orang saja, jadi cuma 5 menit aja surat KIR dokter untuk memperpanjang SIM sudah di tangan. Tapi di sana saya ga diperiksa gimana-gimana tuh. cuma nyerahin SIM lama sama KTP buat dicek dan langsung jadi. Ibu yang nulis, yang waktu itu saya ga tahu itu dokter bukan, karena ga pake jas putih (hahahahahaha), tanya kenapa udah jatuh tempo 6 bulan ga diperpanjang juga. Saya dengan belagunya jawab karena banyak job. Buahahahahahahaha.Oh ya, bikin KIR dokter ini bayar Rp25.000. Mungkin karena udah ganti tahun yak jadi harga naik, soalnya temen saya waktu itu cuma bayar Rp20.000 doang.

Berbekal surat KIR dokter dan fotokopi SIM lama dan KTP, saya langsung menuju polresta Surakarta. Waktu saya masuk halaman, ada polisi yang menyuruh saya ke pos di depan dulu untuk laporan. Di sana saya disuruh meninggalkan satu fotokopi KTP atau SIM lama. Wuiiiih, untungnya saya sudah bawa fotokopiannya sisa, jadi ga perlu fotokopi lagi. Habis itu masuk daaaaaaan udah banyak banget orangnyaaaaaaa, hadeeeeeeeh ngalamat ngantri banyak nih.

Waktu saya udah mau ke loket, ada bapak-bapak yang nanya2 gitu deh, saya langsung berpikir bapak-bapak ini pasti calooooo ! Saya cuma melipir dan senyum ganteng B). Meskipun ada calo, udah ga perlu pake calo deeeh. Karena prosesnya sekarang udah gampang banget, transparan, murah, dan ga lama. Ciyus deh. Jadi gini niiiih.....

Mekanismenya udah jelas banget terbagi ke beberapa loket, udah diurutin dari loket 1 sampe 5 dan informasi harus gimana-gimananya udah sangat jelas. Ga usah khawatir bingung. Saya aja sendirian dan semua baik-baik saja, lancaaaaaar.

Loket 1
Di sana kamu akan ditanyain apa sudah buat surat KIR dokter, trus diminta nyerahin surat KIR yang udah dibuat, fotokopi KTP rangkap 2, fotokopi SIM lama rangkap 2, dan disuruh bayar Rp75.000. Slipnya ada cap BRI, tapi kamu langsung bayar di situ aja, ga perlu ke teller BRI beneran. Lepas dari loket 1 kamu akan mendapatkan kembali surat KIR dokter, FC KTP rangkap 2, FC SIM lama rangkap 2, serta slip bukti pembayaran yang udah dijeglok/ distrepless jadi satu.

Loket 2
Di loket 2 kamu tinggal nunjukin berkas yang kamu dapet di loket 1 dan akan dapet formulir 1 lembar yang harus kamu isi sendiri, dan pake bolpen kamu sendiri. Karena saya ga bawa, akhirnya saya beli karena di sana ada ibu-ibu yang jualan makanan sekaligus bolpen, asiiiiik. Harga bolpen Rp2.000 saja. Selesai ngisi formulir, langsung ke loket 3.
Loket 3
Di loket 3 kamu tinggal nyerahin berkas kamu semua dan bakalan dapet nomer antrian. Waktu itu saya dapet nomer antrian 13. Setelah nunggu beberapa saat, nomer saya dan nama saya dipanggil dan saya ke loket 3 lagi untuk menyerahkan SIM lama saya. Bye bye SIM expired, hiiks hiksss .... Saya nunggu lagi





Loket 4
Loket 4 adalah loket untuk foto SIM, tp waktu itu loketnya tutup dan memang untuk foto SIM ada petugas yang akan memanggilnya. Menunggu beberapa saat, ada petugas memanggil antrian nomor 7-14 dan saya langsung masuk ke ruang tunggu untuk foto. Antrian foto juga ga lama kok. Tinggal  scan ibu jari tangan kiri dan kanan, tanda tangan, trus foto deh. Habis itu nunggu 10 menit dan SIM saya udah jadi sodaraaaaaaaaa !


Loket 5
Oh ya, loket 5 harusnya buat ambil SIM, tp waktu itu SIM saya diserahkan langsung oleh petugas yang manggil nama satu persatu.

Saya langsung balik setelah mendapatkan SIM saya, dan ada beberapa kesimpulan dan hasil yang saya dapatkan, yaitu:
  • Perpanjang SIM itu gampang dan murah, so ga jaman pake calo
  • Bangun pagi yak biar ga antri banyak-banyak
  • Biaya untuk perpanjangan SIM udah tertulis dengan sangat jelas di polresta Surakarta, ga usah khawatir kena biaya lebih, sekarang udah sangat transparan
  • Total biaya yang saya keluarkan adalah Rp75.000 (SIM C) dan Rp25.000 untuk biaya KIR dokter.
  • Foto saya jadi tambah ganteng, hahahaahah (ini ga penting)
  • Tinggi saya juga nambah 10 cm dari SIM lama, hahahahaa (ini juga ga penting)
  • Foto saya di SIM baru sedikit ada garis putih, mungkin print tintanya mau abis.
Oke itu tuh pengalaman saya perpanjang SIM di polresta Surakarta, saatnya sarapaaaaan.
Btw, sebaiknya kamu sarapan dulu sebelum perpanjang SIM kamu.



...

Galau SIM

Waktu saya lagi tiduran karena capek dari penerbangan KUL-SOC sambil dengerin lagu. Saat hampir terlelap ayah saya tiba-tiba datang menanyakan apakah saya sudah memperpanjang Surat Izin Mengemudi (SIM) yang sudah jatuh tempo. Rasa kantuk langsung rontok, sadar bahwa rencana memperbaruinya beberapa bulan yang lalu belum juga terealisasi. Tambah dramatis karena ingat bahwa beberapa waktu lalu sempat baca berita online kalau misalnya SIM yang jatuh tempo tidak bisa diperpanjang alias harus bikin baru. Terbayang bagaimana ribetnya bikin SIM baru *nangis dalam hati

Sayapun galau berkelanjutan mengenai nasib SIM saya. Beberapa kali browsing ulang dan memang banyak berita online yang menyebutkan mulai Maret tahun lalu ada peraturan baru SIM yang jatuh tempo sehari saja sudah tidak bisa diperpanjang. Kegalauan ini berlanjut hingga sampai tahun baru datang, SIM saya genap 6 bulan expired ! Oh meeeeeeeeen, semakin kronis SIM saya ini.


Tapi ada kabar gembira, ternyata rekan siaran saya di radio ada yang mengalami hal yang sama. Kalau saya ga sempet perpanjang SIM karena sempat magang di Jakarta sebulan dan sibuk beberapa program dan job, ditambah lupa dan kadang males, hahahaa. Tapi temen saya siaran ini memang lupa untuk memperpanjang dan sadar saat kena tilang. Saat teman saya ini memperpanjang SIM, keadaannya sudah jatuh tempo beberapa bulan juga, dan ternyata bisa !! Saya pun berkesimpulan bahwa peraturan SIM jatuh tempo yang tidak bisa diperpanjang mungkin saja ga nyampe Solo, atau mungkin dibatalkan, atau karena alasan lain yang saya ga tahu akhirnya ga jadi berlaku. Akhirnya setelah dibekali masukan-masukan dari pengalaman teman saya ini yang sudah sukses memperpanjang SIM yang sudah jatuh tempo, pada tanggal 8 Januari kemarin saya menuju kantor polisi lalu lintas Kota Surakarta yang deket sama Solo Grand Mall untuk memperpanjang SIM saya, sempat terbersit mau ngegaul di mall dulu, tapi nasib SIM saya jauh lebih penting.

Eh, ternyata memperpanjang SIM ga mahal lhooo. Total saya hanya mengeluarkan duit 100 ribu saja, ga termasuk parkir dan beli bolpen (karena saya lupa ga bawa bolpen), hehehehehe.

Ini nih mekanisme saya waktu perpanjang SIM, gampang, ga ribet, dan murah, soooo ga usah pake calo cuuuy. Selain mahal ga gaul jaman sekarang pake calo, hahahahahaha.