Entah kenapa bulan ini saya lagi keranjingan jalan-jalan, ditambah sikon lagi mendukung banget. Beberapa tugas negara (sebutan saya untuk tugas dari kampus, tugas dinas masa menjabat jadi Putra Solo, atau tugas lainnya yg dilakukan di luar kota) pas banget dengan tempat-tempat yang lagi pengen saya samperin. Kali ini bukan tugas negara sih, tapi bener-bener jalan-jalan!
Sekarang ceritanya saya memutuskan untuk jalan-jalan ke Malang, bersama temen kampus. Ada 10 orang yang siap berangkat, tp satu teman saya membatalkan karena suatu alasan tertenu, okelah saya berangkat dengan 8 teman saya, total kami ada 9 orang. Komposisi yang sama persis saat saya ke Malaysia beberapa hari sebelumnya.
Ya, saya kembali menggunakan transportasi yg sudah saya sering pakai, kereta ! Tapi ini kereta ekonomi pertama saya ! Beeeeeeeeeh, bukannya kenapa-kenapa, tp saya memang blm pernah naik kereta ekonomi, seringnya bisnis, eksekutif paling kalau dapet tiket dari tugas negara atau uang transport lebih dari bos besar (bapak !). Misal jalan-jalan ini saya lakukan beberapa tahun sebelumnya, mungkin saya akan males banget. Kenapa? Karena masa itu kereta kelas ini (ekonomi) terkenal dengan rebutan tempat duduk, orang jualan dimana-mana, dan bawaan yang rada ga lazim, bisa jadi kamu menemukan ayam bahkan kambing ! God ! Tapi sekarang beda cerita, eh? Karena sejak muncul peraturan baru, kereta kelas ekonomi sudah dijual berdasarkan nomor tempat duduk, walaupun penjual masih beredar dimana-mana ! Meskipin begitu, budaya rebutan tempat duduk ternyata masih berbekas. Saat saya masuk gerbong 5, tempat duduk saya dan teman saya sudah dipakai, ga cuma dipakai duduk, tapi dipakai tidur lengkap dengan bantal dan selimut, cuy! Buseeeet deeeeh. Saat kami datang bapaknya udah rada ga enak gitu harus pindah di tengah tidur imutnya. Beeeeeeh.....
Naaaah, satu pengalaman unik yang sepertinya bakal jadi lelucon dengan teman saya bersembilan beberapa hari ke depan. Ceritanya gimana? Udah sering dong denger penjual yang merapalkan barang dagangan dengan nadanya masing-masing dan dengan berulang-ulang? Misalnya "pokari,pokari.pokari.pokari........" untuk penjual yang menawarkam minuman isotonik merek Pocari Sweat, atau "mijon.mijon.mijon.......," untuk minuman MyZone. Yang baru kali ini, saya menemukan penjual yang khusus menjual TEH KOTAK ! Ya benar ! Teh kemasan tetra pack yang gampang dibeli di minimarket itu, tapi kali ini ditawarkan oleh bapak-bapak kira2 35an tahun. Si penjual pocari atau mijon biasanya bergaya bawa termos dan mendekati penumpang. Kalau sang target pembeli udah keliatan ga minat yaudah penjual pergi. Apalagi kalau sang target udah bilang "engga pak," atau melambaikan tangan, itu berarti penolakan, jadi saya sarankan kalau kamu jadi sang penjual, mendingan ngilang deh. Tp beda sama penjual Teh Kotak! Hampir satu versi dengan pocari dan mijon, sang bapak mengatakan dagangan dengan "tekotaktekotaktekotaktekotaktekotak........!" sambil Teh Kotak nya dideketin ke muka saya dengan jarak sangan dekat, bahkan kalau saya julurin lidah, kayanya saya bisa jilat Teh Kotaknya deh, dan itu dilakukan ke semua penumpang yang ditawarin !
Jadi, bayangkan gaya bapak ini di benak kamu !
Bayangin men, bayangin kek gini !
"tekotaktekotaktekotak !" sodorin ke muka mbak mbak
"tekotaktekotaktekotaktekotaaaaaak....." sodorin ke muka mas mas
"tekotaktekotaktekotaktekotaktekotaaaaaaaakkkk.." sodorin ke muka emak emak,
Saat mendekati dan nyodorin ke muka saya, "tekotaktekotaktekotaktekotakkkkkk......." langsung pura-pura pingsan !
Saya jalan-jalan ke sini nih :D |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar