Explore

Rabu, 20 November 2013

You Can Stand Under My Umbrella - Tempat Nongkrong UMK !

Setiap kampus pasti memiliki ruang terbuka yang biasanya dipakai untuk nongkrong mahasiswanya. Entah dipakai untuk belajar kelompok, diskusi kuliah, rapat organisasi kampus, atau tempat pacran murah meriah, hahahahahahaaaa.

Kalau di kampus saya di Solo, tempat nongkrngnya sering disebut "Public Space" (ruang publik). Di sini biasanya ramai mahasiswa yang sedang meeting tugas kuliah, diskusi, atau pertemuan-pertemuan lain yang dilakukan oleh mahasiswa. Tempatnya cukup luas, dan ada beberapa kursi serta papan pengumuman.

Naaaah, kalau tempat nongkrongnya mahasiswa di Universiti Malaysia Kelantan (UMK) berbeda. Waktu saya ada program di sana, tempat nongkrongnya keren banget daaaah. Sepertinya tempat ini emang dirancang beda dari pada yang lain. Konsepnya memang dibuat seperti taman, tapi yang unik di langit-langit kamu akan menemukan payung-payung beraneka warna tergantung. Dijamin nyaman deh kalau nongkrong di sini. Pertama saya lihat saya langsung pengen nyanyi Umbrella-nya Rihanna, hahahahaahah. 

When the sun shines, we’ll shine together
Told you I'll be here forever
Said I'll always be a friend
Took an oath I'm a stick it out till the end
Now that it's raining more than ever
Know that we'll still have each other
You can stand under my umbrella
You can stand under my umbrella
(Ella ella eh eh eh)
Under my umbrella
(Ella ella eh eh eh)
Under my umbrella(
Ella ella eh eh eh)Under my umbrella

Hahahahahahahahahahah



Oh ya, di sini juga ada spa yang dikelola oleh mahasiswanya. Ada harga khusus mahasiswa sih, tapi waktu saya mampir saya malah ga nyobain. Heheheheheee



Selasa, 19 November 2013

Weekend ini ke Solo, cuy !

Halooooooo

Kali ini saya akan coba bahas sedikit tentang Solo, siapa tahu weekend ini kamu pengen banget ke Kota Batik ini. Yeaaaah.
Kota Solo secara administrasi terletak di provinsi Jawa Tengah. Bisa diakses dengan pesawat untuk yang berada di luar provinsi atau juga kereta. Bandara udara Solo adalah Bandara Adi Sumarmoo, sebenarnya tidak terletak di Solo sih, melainkan terletak di kabupaten Boyolali, tapi karena sudah terlanjur dikenal bandaranya Solo, sehingga banyak orang yang mengenalnya begitu. Bahkan kode bandaranya saja SOC. Untuk stasiun, Solo punya 3: Stasiun Balapan untuk kereta eksekutif dan bisnis, sementara sisanya di stasiun Purwosari dan Jebres.

Ngomong-ngomong soal stasiun saya termasuk sering menggunakan kereta untuk bepergian, baik saat ada agenda/ undangan di luar kota maupun jalan-jalan. Kereta lokal yang disediakan di Solo, dan yang paling saya favorit adalah kereta jurusan Solo-Jogja. Untuk cerita soal kereta Solo-Jogja ini, bisa dibaca disini.

Selain pesawat dan kereta, tentu transportasi lain juga tersedia untuk menuju Kota Solo, seperti bus atau travel. Terminal Tirtonadi Solo jaraknya kurang lebih 15-20 menit dengan taksi dari pusat kota, untuk travel banyak tersebar di beberapa sudut kota, misalnya saja travel Cipaganti yang pernah saya pakai terletak di Jl. Slamet Riyadi, jalan utama di Kota Solo.
Lalu sebenarnya apa sih yang bikin pengen banget ke Kota Solo?
Cek dimari, cuy!

Pesona utama dari Kota Solo adalah Keraton Kasunanan Solo, yang sebelumnya bersatu dengan Keraton Kasultanan Yogyakarta. Banyak hal bisa dinikmati di Keraton Solo. Salah satunya museum yang berisi berbagai macam barang peninggalan masa kejayaan keraton. Waktu saya ke sana, tiket masuknya Rp10.000, itu sekitar 6 bulan yang lalu. Bagi yang doyan foto-foto, lingkungan sekitar keraton juga bisa jadi pilihan asik. Selain keraton ada juga Pura Mangkunegaran. Isinya juga ada museum, dan meskipun di dalamnya mirip-mirip dengan Keraton Solo, tetap akan merasakan beberapa hal yang berbeda deeeeeeh.
Bagi pecinta kuliner dan wisata belanja, ada baiknya dicoba berkunjung ke jalan sudirman atau area Gladag. Tempat ini dekat dengan keraton dan masjid agung Solo. Kamu bisa menjumpai Beteng Vastenburg yang sejak tahun 2013 ini sering digunakan untuk penyelenggarakan event budaya Kota Solo, seperti Solo International Performing Art 2013 dan Solo City Jazz 2013. Bersebelahan dengan beteng Vastenburg terdapat PGS (Pusat Grosir Solo) dan BTC (Beteng Trade Center). Di sinilah surga wisata belanja di kota Solo dengan harga yang murah. Untuk PGS kamu bisa mendapatkan batik dan aneka macam kaos dan baju. Batik paling murah bisa di dapat dengan harga Rp30.000 dan kaos khas Solo mulai Rp15.000, tergantung bahannya cuy! Yang mau cari sepatu dan tas, tinggal jalan ke BTC, banyak pilihan yang di dapat. Waktu saya mengantar teman saya dari Malaysia, dia membeli sepatu slop/ tanpa tali dengan harga Rp100.000 tanpa ditawar. Jadi kalau kamu pintar menawar, mungkin bisa di bawah itu J. PGS dan BTC buka dari pagi sampai sore jam 4. Malamnya, tepat di depan PGS dan BTC, ada Galabo/ Gladag Langen Boogan. Ini semacam kompleks yang menjual beraneka macam kuliner di Solo. Seperti bakso, mie ayam, sate kere, soto, cabuk rambah, nasi liwet, dan masih banyak lagi. Jadi kalau kamu pengen coba-coba kuliner di Solo tapi malas pergi ke beberapa tempat, Galabo Jawabannya !

Keraton Kasunanan Surakarta :) 

Oh ya, ngomong-ngomong soal batik, kenapa Batik di PGS bisa murah banget, hal ini karena batik di sana kebanyakan adalah batik printing. Sementara sebenarnya batik jenis ini tidak bisa disebut batik, karena sebutan yang benar adalah kain tekstil bermotif batik. Tapi yang berencana mencari batik yang benar-benar batik seperti batik cap atau batik tulis juga ada kok, tapi harganya memang sedikit lebih mahal. Batik cap atau tulis juga bisa kamu jumpai di Kampung Batik Laweyan dan Kampung Batik Kauman. Ini nih surganya yang mau cari batik (beneran). Berbeda dengan PGS yang terletak di satu gedung, untuk di kampung batik terbagi ke dalam beberapa toko, dan biasanya tiap toko punya keunikan masing-masing. Tapi tenang, jarak antara satu toko dengan toko lain bisa ditempuh dengan jalan kaki, atau kalau kamu sudah terlalu capek, becak bisa menjadi solusi. Harganya juga murah, Rp5.000 – Rp15.000, tergantung jaraknya yaaah.

Pengalaman saya membeli beberapa batik tulis atau cap di kampung batik Laweyan, harganya mulai Rp100.000an ribu untuk batik cap, tergantung motif. Biasanya semakin bagus motifnya, akan semakin mahal. Sementara untuk batik tulis, harganya mulai Rp200.000an ribu. Bahkan ada batik tulis yang harganya sampai jutaan, sekali lagi tergantung bahan dan motifnya. Tapi kalau kamu termasuk yang kuat jalan lama, cobalah untuk mengeksplor semua toko, bisa jadi kamu akan mendapatkan batik tulis dengan harga di bawah Rp200.000 :D. Saya sendiri misalnya dari hasil jalan-jalan dan lihat di beberapa toko, nemu batik tulis yang saya rasa cukup bagus hanya dengan Rp189.000 untuk 2 meternya, hehehehe. Ini saya bilang murah karena saya pernah lihat di toko lain dengan harga Rp350.000, hahahahah, hampir setengah harga kan cuuuy!

Lepas dari keraton, wisata belanja & kuliner, batik, sebenarnya masih banyak sekali yang bisa diceritakan di kota Solo, dan hanya dengan satu tulisan ini tidak mungkin cukup! So, ini dulu deh jalan-jalan di Kota Solonya, nanti saya posting hal-hal keren yang bisa bikin kamu segera pengen dateng ke kota ini. Apalagi kota Solo adalah surganya festival, di mana setiap bulannya pasti ada minimal satu acara yang bisa dinikmati turis, so, weekend ini ke Solo, cuy !


Oh ya, ada yang tahu ga, kenapa kota bengawan ini kadang disebut Solo, tapi kadang disebut Surakarta???

Pertama Kali Naik Kereta Ekonomi !

Entah kenapa bulan ini saya lagi keranjingan jalan-jalan, ditambah sikon lagi mendukung banget. Beberapa tugas negara (sebutan saya untuk tugas dari kampus, tugas dinas masa menjabat jadi Putra Solo, atau tugas lainnya yg dilakukan di luar kota) pas banget dengan tempat-tempat yang lagi pengen saya samperin. Kali ini bukan tugas negara sih, tapi bener-bener jalan-jalan!

Sekarang ceritanya saya memutuskan untuk jalan-jalan ke Malang, bersama temen kampus. Ada 10 orang yang siap berangkat, tp satu teman saya membatalkan karena suatu alasan tertenu, okelah saya berangkat dengan 8 teman saya, total kami ada 9 orang. Komposisi yang sama persis saat saya ke Malaysia beberapa hari sebelumnya.

Ya, saya kembali menggunakan transportasi yg sudah saya sering pakai, kereta ! Tapi ini kereta ekonomi pertama saya ! Beeeeeeeeeh, bukannya kenapa-kenapa, tp saya memang blm pernah naik kereta ekonomi, seringnya bisnis, eksekutif paling kalau dapet tiket dari tugas negara atau uang transport lebih dari bos besar (bapak !). Misal jalan-jalan ini saya lakukan beberapa tahun sebelumnya, mungkin saya akan males banget. Kenapa? Karena masa itu kereta kelas ini (ekonomi) terkenal dengan rebutan tempat duduk, orang jualan dimana-mana, dan bawaan yang rada ga lazim, bisa jadi kamu menemukan ayam bahkan kambing ! God ! Tapi sekarang beda cerita, eh? Karena sejak muncul peraturan baru, kereta kelas ekonomi sudah dijual berdasarkan nomor tempat duduk, walaupun penjual masih beredar dimana-mana ! Meskipin begitu, budaya rebutan tempat duduk ternyata masih berbekas. Saat saya masuk gerbong 5, tempat duduk saya dan teman saya sudah dipakai, ga cuma dipakai duduk, tapi dipakai tidur lengkap dengan bantal dan selimut, cuy! Buseeeet deeeeh. Saat kami datang bapaknya udah rada ga enak gitu harus pindah di tengah tidur imutnya. Beeeeeeh.....

Naaaah, satu pengalaman unik yang sepertinya bakal jadi lelucon dengan teman saya bersembilan beberapa hari ke depan. Ceritanya gimana? Udah sering dong denger penjual yang merapalkan barang dagangan dengan nadanya masing-masing dan dengan berulang-ulang? Misalnya "pokari,pokari.pokari.pokari........" untuk penjual yang menawarkam minuman isotonik merek Pocari Sweat, atau "mijon.mijon.mijon.......," untuk minuman MyZone. Yang baru kali ini, saya menemukan penjual yang khusus menjual TEH KOTAK ! Ya benar ! Teh kemasan tetra pack yang gampang dibeli di minimarket itu, tapi kali ini ditawarkan oleh bapak-bapak kira2 35an tahun. Si penjual pocari atau mijon biasanya bergaya bawa termos dan mendekati penumpang. Kalau sang target pembeli udah keliatan ga minat yaudah penjual pergi. Apalagi kalau sang target udah bilang "engga pak," atau melambaikan tangan, itu berarti penolakan, jadi saya sarankan kalau kamu jadi sang penjual, mendingan ngilang deh. Tp beda sama penjual Teh Kotak! Hampir satu versi dengan pocari dan mijon, sang bapak mengatakan dagangan dengan "tekotaktekotaktekotaktekotaktekotak........!" sambil Teh Kotak nya dideketin ke muka saya dengan jarak sangan dekat, bahkan kalau saya julurin lidah, kayanya saya bisa jilat Teh Kotaknya deh, dan itu dilakukan ke semua penumpang yang ditawarin !

Jadi, bayangkan gaya bapak ini di benak kamu !
Bayangin men, bayangin kek gini !
"tekotaktekotaktekotak !" sodorin ke muka mbak mbak
"tekotaktekotaktekotaktekotaaaaaak....." sodorin ke muka mas mas
"tekotaktekotaktekotaktekotaktekotaaaaaaaakkkk.." sodorin ke muka emak emak,
Saat mendekati dan nyodorin ke muka saya, "tekotaktekotaktekotaktekotakkkkkk......." langsung pura-pura pingsan !

Saya jalan-jalan ke sini nih :D

Selasa, 12 November 2013

Kekuatan Brand ! Mie Malaysia !

Dalam sebuah masa, entah karena satu-satunya merek atau populernya sebuah produk, bisa membuat nama sebuah brand sangat dikenal. Bahkan bisa jadi sampai istilah asli di suatu bahasa justru tidak dikenal. Yang paling gampang dilihat adalah istilah pasta gigi pernah sangat populer dengan istilah ‘pepsodent’, padahal ini adalah brand/ merek dagang. Ada juga ‘autan’ yang merujuk pada lotion anti nyamuk.

Sama halnya dengan yang saya jumpai di negeri tetangga. Sebelum bertolak ke negeri Jiran, Malaysia, saya sebeulumnya punya seorang kawan yang berada di Sabah, Malaysia yang letaknya di Pulau Kalimantan/ Borneo. Teman saya ini adalah mahasiswa seni yang notabene ga jauh beda sama di Indonesia, yang namanya mahasiswa pasti doyan banget sama mie instan! Bisa jadi karena harganya yang murah dan dengan rasa yang ueenaaaaaak.

Teman saya ini pernah cerita bahwa dia suka sekali makan mie instan, pernah dalam seminggu dia hampir tiap malam makan mie instan. Nah trus? Kejadiannya waktu dia bilang kalau makan Maggie, saya langsung bingung apa pula ‘maggie’ ini. Saya cari di googgle translate arti maggie dalam bahasa malaysia, dan ga mungkin ketemu juga sih, hahahaaha. Dan saya jadi ingat ‘maggie’ penyedap makanan! Tp ga mungkin juga kan teman saya ini doyan banget makan penyedap makanan, hmmmmm. Saya sempat tanya ‘maggie’ apaan, dan ternyata maggie means noodle, alias mie, alias bakmi, wohoohohohohhohoho. Ga tahu juga sih apa ini juga termasuk kekuatan brand mie dari merek Maggie sehingga istilah mie jd hilang, terganti dengan nama ‘maggie’.

Mie Maggie di Sevel dekat kampus UMK. Harganya RM 1,4 atau Rp5.000
dan ada rasa Tom Yam !

Saat saya jajan di 7 Eleven di deket kampus UMK (Universiti Malaysia Kelantab), emang banyak banget mie dengan merek “Maggie” dipajang siap dibeli. Kesimpulan saya mie di sini emang rajanya Maggie. Tapi jangan salah, kalau menurut saya mie instan paling enak masih lah dari Indonesia, bukan bermaksud ngiklan, tapi siapa coba yang ga suka Indomie atau Mi Sedaap? Hahahahaha. Bahkan mi Indonesia ini juga lumayan banyak di Malaysia, apalagi di Sabah yang dekat dengan perbatasan darat Indonesia. Saya juga nemu lho iklan Mi Sedaap di Malaysia, waktu habis makan dari Payang Serai. Artis/ brand ambassadornya juga dari Indonesia juga, si Samuel Zylgwyn :D

Ini dia iklannya mie Sedaap yang saya lihat sewaktu pulang dari makan di  Payang  Serai

Eh, tapi baru baru ini saya tanya sama teman saya yang di sabah itu, kalau maggie memang bahasa Malaysia untuk mie/ noodle, nah looooo, saya tambah bingung malahan....

Jalan-Jalan Naik Kereta . Solo !

Saya termasuk yang sering bepergian dari Solo naik kereta, baik untuk mengahadiri acara/ undangan tertentu, atau untuk jalan-jalan :D

Stasiun kereta di Solo sendiri ada 3, stasiun Balapan untuk kereta bisnis dan eksekutif, dan sisanya di stasiun Purwosari dan Jebres. Bagi yang berniat ke Solo naik kereta, di dekat stasiun Balapan ada beberapa penginapan yang bisa dipilih. Untuk kelas hotel ada Pose In hotel yang bisa diakses dengan jalan kaki,  harganya sekitar 250-300 ribu/ malam. Yang kelas hostel di sebelah stasiun tepat ada hostel Jayakarta, harganya termurah saya pernah cek Rp75.000/ malam. Kalau untuk stasiun Purwosari karena letaknya di tengah kota, kamu punya banyak pilihan mulai hotel berbintang sampai hostel. Jika pilihan kamu turun di stasiun Jebres, hotel Orange, yang dulunya bernama hotel Asia bisa menjadi pilihan. Sekarang hotel ini juga lagi promo, kalau ga salah harganya Cuma Rp198.000/ malam J

Stasiun Jebres, Solo tampak dalam. sumber: www.kereta-api.co.id
Stasiun Jebres, Solo tampak luar. sumber: www.kereta-api.co.id

Oh ya, kembali ngomongin kereta, banyak pilihan jurusan jika kamu hendak pergi dari atau ke Solo dengan kereta. Tersedia kereta dari dan ke kota Solo dari kota besar di pulau Jawa, seperti Jakarta, Bandung, Malang, dan Surabaya. Untuk kota tetangga, kamu juga bisa naik kereta lokal untuk pergi ke Jogja. Bahkan dengan berhenti di stasiun Tugu Jogja, kamu bisa langsung jalan-jalan ke Malioboro, tepaat di sebelah stasiun Tugu :D asiiiiik. Ada beberapa macam jenis keret ke Jogja. Kereta prameks seharga Rp10.000 tanpa tempat duduk dan AC. Sebenarnya kereta Prameks ini ada tempat duduk yang menempel di dinding kereta, tapi seringnya saya tidak dapat tempat duduk karena kereta ini selalu penuh. Selain Prameks ada juga kereta Madiun Jaya AC dan kereta Sriwedari, dua kereta ini harganya Rp20.000. Kenapa lebih mahal? Karena semua penumpang dapat tempat duduk, lebih nyaman, dan bahkan untuk kereta Sriwedari, interior di dalamnya seperti kabin pesawat. Saya juga baru sekali naik kereta Sriwedari, tapi kalau untuk Prameks dan Madiun Jaya sudah sering sekali, hehehe. Waktu tempuh hampir sama kurang lebih satu jam.

Eh, selain kereta transportasi antarkota, di Solo ada lho kereta yang super keren, namanya kereta Jaladara. Kereta ini masih berupa kereta model lama, menggunakan bahan bakar kayu, dan interiornya juga klasik banget deh. Uniknya lagi, jalur kereta/ rel nya berada di pusat kota (Jl. Slamet Riyadi) dan ini adalah satu-satunya rel di Indonesia yang terletak di tengah kota.

Untuk info kereta Jaladaraa bisa ke sini