Explore

Minggu, 07 Februari 2016

Industri Makanan Halal di Thailand



Beberapa hari yang lalu rame di medsos tentang jilbab halal. Banyak komentar muncul, baik yang  positif maupun negatif. Semua dengan cara pandang masing-masing.

Hal ini mengingatkan saya dengan sebuah diskusi di sebuah kelas (meskipun bukan soal jilbab) di Kedutaan Besar Indonesia di Bangkok Thailand tahun 2014 kemarin. Waktu itu saya ada program di sana untuk membahas salah satunya mengenai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). 
Tulisan mengenai Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)/
ASEAN Economic Community
di salah satu jembatan penyeberangan di Bangkok, Thailand.

Salah satu pejabat di kedutaan tersebut (saya lupa namanya) memberikan materi mengenai persiapan MEA di Thailand. Menurutnya, Thailand adalah negara di ASEAN yang siap menghadapi MEA. Salah satu yang paling sederhana, Thailand sudah paham bahwa awareness mengenai MEA harus ditingkatkan. Banyak sekali poster-poster berukuran besar mengenai MEA ini di jalanan. Saya juga melihatnya sendiri di papan reklame, tembok jembatan penyeberangan, dan tempat-tempat strategis lainnya banyak berisi gambar-gambar mengenai info MEA. Kasarnya, sopir tuk tuk sekalipun bakalan tahu apa itu MEA, meskipun tidak memahami secara mendalam. Sampai pada rencana jangka pendek dan panjang dari Thailand dalam menghadapi MEA dengan membuat proyek logistic hub dan industri makanan halal.

Naaaah, soal industri makanan halal ini, masih menurut pejabat kedutaan dalam kelas diskusi tersebut, rencana Thailand untuk berkecimpung dalam industri makanan halal ini adalah ide yang kreatif dan inovatif. Karena belum banyak negara yang fokus pada industri makanan halal. Target dari konsumen makanan halal sendiri bukan hanya umat Muslim, namun dipaparkan untuk semua konsumen. Di Thailand sendiri, konsumen makanan halal tidak hanya umat Muslim atau turis Muslim yang berkunjung ke Thailand, tapi bagi siapa saja.
Makanan halal bukan hanya makanan yang bebas dari bahan-bahan yang haram seperti babi dan sejenisnya serta diolah dengan cara-cara yang benar, namun juga makanan yang dijaga kebersihannya. Sehingga nantinya makanan berlaber halal dari industri makanan halal ini tidak hanya halal dari segi komposisi, namun juga dari proses yang dijaga kebersihan dan kualitasnya. Sehingga tak hanya orang Muslim, orang non-Muslim juga bisa menjadi konsumen makanan halal yang telah diolah dengan proses yang baik.

Yang bikin takjub, ide ini justru muncul di negara yang bukan mayoritas Muslim. Bagi perusahaan makanan di Indonesia, ayo yang mau garap industri makanan halal ini bisa ikutan dieksekusi juga J

Selasa, 02 Februari 2016

QOTD 1

Salah satu cara,
Menghadapi tantangan hari ini,
Dan masa depan
Adalah dengan berdamai dengan masa lalu.
Entah dengan apapun atau siapapun itu
-------
Solo
16.01 WIB
Usai Hujan di Siang Hari